b. Upacara yang Berkaitan dengan Pertanian
Masyarakat Dayak Kanayatn merupakan masyarakat agraris, yaitu masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari pertanian. Sebagai masyarakat petani, orang Dayak Kanayatn memiliki beberapa tradisi yang berkaitan dengan siklus pertanian selama satu tahun, yang dkenal dengan adat bahuma batahutn. Menurut aturan adat dikenal sejumlah upacara yang dilakukan pada setiap tahapan pertanian. Tahap-tahap pertanian ini dimulai setiap bulan Juni sampai bulan April. Adapun urutan upacara yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Upacara Nabo’ Panyugu Nagari
Sebelum membuka suatu lahan pertanian, pertama-tama seluruh penduduk desa harus meminta ijin bersama-sama dengan cara berdoa di Panyugu (tempat ibadat) ketemenggungan. Agar doa ini terkabul, maka penduduk harus bapantang (menjalankan pantang) selama tiga hari tiga malam. Selama masa bapantang itu masyarakat tidak boleh bekerja, tidak makan daging, pakis, rebung, cendawan, dan keladi. Mereka juga tidak boleh mengeluarkan kata-kata kotor atau umpatan yang dapat menyebabkan bapantang itu gagal.
2) Upacara Nabo’ Panyugu Tahutn
Upacara ini dilakukan untuk menetapkan lokasi pertanian dengan sembahyang di Panyugu untuk memohon keselamatan dan berkah yang baik. Hal ini dilakukan karena masyarakat Dayak Kanayatn parcaya bahwa keberhasialan ritual dapat menentukan keberhasilan panen mereka tahun itu.
3) Upacara Ngawah
Upacara ini dilakukan malam hari untuk mencari tempat yang cocok untuk menanam padi. Pencarian lahan dilakukan dengan cara mengetahui gajala-gejala alam seperti bunyi burung dan binatang yang dapat memberi petunjuk kepada mereka dalam menentukan lahan pertanian. Adapun binatang-binatang itu, seperti kunikng, kalingkoet, tampi’ seak, ada’atn. Jika terdengar bunyi di atas bukit, berarti pertanian di dataran tinggi akan berhasil (ladang), namun bila bunyi berasal dari lembah, maka hal itu merupakan tanda pertanian ladang akan suram. Bila ditemukan bangkai binatang di atas lahan pertanian, menandakan bahwa lahan yang sudah ditentukan itu baik untuk ditanami.
4) Upacara Mandangar Rasi
Upacara ini dilakukan setelah upacara Ngawah. Upacara ini merupakan tanda bunyi dari alam yang menyatakan baik atau buruk hasil pertanian nanti (pesan rasi). Apabila pesan rasi dianggap baik, maka pekerjaan diteruskan, sebaliknya bila pesan dari rasi tidak baik, maka pekerjaan harus dihentikan.
5) Kegiatan Ngaratas
Ngaras merupakan kegiatan membuat lajur batas atas lahan pertanian dengan lahan tetangga. Setelah itu barulah bahuma (menebas) hutan sampai dengan selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dan agar tidak terjadi pengambilan batas tanah ladang orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar